Lombok Timur - Khawatir dampak perubahan Iklim, organisasi masyarakat sipil (OMS) di Nusa Tenggara Barat melakukan kampanye di Taman Rinjani Selong Lombok Timur, Minggu (9/02/2025). Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kesadaran kepada publik untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan serta dampak dari perubahan iklim yang disebabkan oleh maraknya aktifitas galian C dan pertambangan ilegal di NTB.
Hal tersebut disampaikan Direktur Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra (LPSDM) salah satu OMS yang berbasis di Lombok Timur Ririn Hayudiani "Kita melakukan kegiatan kampanye di Car Free Day (CFD) hari ini untuk membangun kesadaran publik supaya lebih peka terhadap isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim sekarang ini " Jelas Ririn
Ririn menilai bencana hidrometeorologi yang terjadi akhir-akhir ini seperti banjir dan tanah longsor diberbagai wilayah di NTB disebabkan karena maraknya alih fungsi hutan serta eksplorasi sumber daya alam (SDA) secara berlebihan.
"akhir-akhir ini banyak tuh kita baca dimedia di Lombok Timur ini saja sudah mulai ada terjadi banjir dimana-mana tanah longsor dan wilayah lainya di NTB, bencana hidrometeorologi seperti ini disebabkah oleh eksploitasi SDA serta alih fungsi hutan secara berlebihan" ujar Ririn.
Salah satu contohnya di wilayah Kecamatan Pringgabaya, dampak aktivitas tersebut telah menyebabkan degradasi lingkungan yang semakin parah. Eksploitasi tanah dan batuan secara besar-besaran mengakibatkan erosi, menghilangkan daerah resapan air, serta mengubah jalur sungai secara drastis. Akibatnya, sedimentasi meningkat, potensi banjir bandang semakin besar, dan keseimbangan ekosistem terganggu.
"Jika dibiarkan tanpa tindakan, dampaknya akan semakin luas, tidak hanya di lokasi galian, tetapi juga hingga daerah hilir dan pesisir. Berkurangnya daerah resapan air mempercepat" Pungkas Ririn.
Sementara Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) NTB Amri Nuryadin menekankan terhadap pemulihan terhadap lingkungan terutama pada wilayah-wilayah yang telah dilakukan pertambangan seperti bekas tambang pasir besi di Pringgabaya.
"Pemulihan adalah keharusan, pertambangan dan galian C telah menyebabkan kerusakan yang serius, salah satunya yang ada di wilayah Pringgabaya, bekas tambang pasir besi disana telah menyebabkan abrasi pada lahan pertanian dan imbasnya langsung terhadap warga lokal disana" Tegas Amri.
Begitu juga dengan infrastruktur jalan di lingkar tambang, saat ini kondisi jalan yang semulanya bagus kini sudah berlubang dan becek jika sedang hujan itu semua disebabkan karena adanya aktifitas tambang pasir besi diwilayah tersebut, imbuh Amri.
Sementara untuk perusahaan yang melakukan pertambangan maupun galian C di Lombok Timur ia menegaskan kepada pemerintah supaya melakukan evaluasi terhadap izin secara keseluruhan.
" Data menunjukan bahwa di Lombok Timur ini setidaknya ada sekitar 134.112 Hektar yang sudah termasuk kategori lahan kritis maupun yang potensial kritis, sehingga Walhi mendorong pemerintah supaya melakukan moratorium dan evaluasi Izin pertambangan yang ada secara keseluruhan" Tegas Amri.
Amri menyayangkan sikap Pemerintah Daerah Lombok Timur, yang telah abai dan hanya mementingkan pendapatan daerah (PAD) tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan.
"Kondisinya terbalik dengan semangat pemulihan ekosistem lingkungan hidup , dimana Pemda Lombok Timur hanya mementingkan potensi PAD saja, bukanya menutup tambang ilegal, malah mereka mengiming-iming izin kelola baru" sesal Amri.
0 Komentar