Jurnalis Warga : Pandi DKK | Editor : uci
Kekeringan yang melanda akibat peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau akhir-akhir ini sangat terasa panas mengakibatkan kekeringan disejumlah wilayah di Indonesia tak terkecuali di Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Cuaca panas ini mulai dirasakan sejak awal tahun 2023 lalu, bahkan sampai tahun 2024 ini. Dampak perubahan iklim ini sangat dirasakan oleh para petani di Kabupaten Lombok Timur.
Salah satu dampaknya ialah debit air yang menurun signifikan sehingga membuat para petani merasa khawatir pada kualitas hasil panen tanamanya.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Suryani, salah seorang petani di Kecamatan Pringgabaya, ia merasa khawatir karena kondisi air sungai yang mengalami penyusutan sehingga berimbas pada berkurangnya air untuk dialirkan ke sawahnya.
Dari kondisi ini, Suryani juga mengaku setelah panen tembakau ia pernah menunda selama satu bulan untuk menanam padi pada akhir tahun 2023 lalu.
"Dulu kami sempat menunda untuk menanam padi setelah panen tembakau, karena cuaca yang panas dan kurangnya debit air sungai" Jelasnya (05/24).
Lebih lanjut Sur juga menyampaikan, jika hanya mengharapkan air dari sungai dan air hujan datang ia mungkin tak bisa lagi menanam padi awal tahun ini, sebab tanaman komoditas pokok ini sangat bergantung pada air, sehingga ketika airnya kurang hasil panenpun menurun bahkan terancam gagal panen, berbeda halnya dengan tanaman lainnya seperti tembakau ataupun jagung", tutupnya.
0 Komentar