Maram.SK - Jumlah Desa Tertinggal di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam empat tahun terakhir, menurun secara drastis.
Tahun 2018 lalu, kata Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) NTB, Tauhid Rifa'i, jumlah desa tertinggal sebanyak 208 desa.
Tetapi tahun 2022 ini, sebut dia, tersisa hanya 55 desa saja.
"Pendamping desa inilah, yang menjadi motor penggerak, sehingga peranannya sangat penting," katanya, di Mataram, Kamis, 8 Desember 2022.
Menurut Tauhid, dengan program Sustainable Development Goals (SDGS) yang diluncurkan dan harus dikawal ketat oleh setiap pendamping desa, tentunya akan mampu membentuk Desa Mandiri.
"Tentunya dengan program ini, otomatis jumlah desa tertinggal di NTB ke depan, menjadi zero," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur NTB, Hj Siti Rohmi Jalilah menyatakan, semua pendamping desa ini, patut diapresiasi, karena peranannya membantu setiap gerak kemajuan pembangunan.
Pendamping desa profesional selama ini, katanya, selain membantu dalam menata kembali desa akibat gempa dahsyat, juga menjadi garda terdepan mencetak sejumlah desa berprestasi.
Para pendamping desa sekarang ini, sebut dia, dengan program SDGS ini, tentunya perlu sinergitas dengan semua pihak.
Prinsipnya, kata Siti Rohmi, kita ingin agar setiap desa berdinamika ke arah kemajuan pembangunan.
"Kita tidak ingin ada kelaparan, kemiskinan, ketimpangan, serta sensitif gender," katanya.
0 Komentar