Sembalaun.SK_Puluhan persoalan yang lahir dari hasil diskusi malam itu 2-3/9/2021. Tambang pasir besi perusahaan yang diduga terus mengeruk kekayaan sumberdaya yang ada. Belum lagi anggaran Reklamasi pengerukan tambang yang tak jelas peruntukannya. Begitu juga dengan Galian C menjamur dan diduga banyak yang tak mengantongi izin.
Pertanian baik padi, tembakau di lingkar tambang mengalami penyusutan penghasilan. Belum lagi dampak adanya Usaha Tambak oleh perusahaan di pesisir pantai bagian Utara. Warga mengeluh, karena pencemaran Spal yang mengakibatkan ekosistem dalam laut terkontaminasi.
Selain tambang dan tambak, berdirinya pabrik raksasa PLTU, LED, PLTD di wilayah Lotim Utara merupakan potensi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun hal itu justeru terbalik, ada banyak warga yang mengeluh tak terlibat untuk bekerja.
Potensi ini justeru dinikmati orang luar, warga hanya sebagai penonton pertunjukan perusahaan raksasa. Lalu dana CSR siapakah yang kelola?
Belum lagi isu pariwisata, yang telah terkelola, namun karena egois penguasa diembat pula. Persoalan ini tentu tidak terlepas dari pungsi kontrol dari masyarakat.
Maka lahirnya Gerakan Masyarakat Selaparang adalah ruang untuk melakukan advokasi.
#SangkelGemaSelaparang
#MenujuLotimBerbenah
0 Komentar