Lombok Timur, SK_Beberapa hari ini ramai pemberitaan tentang Inaq Suhaelin yang menggugat orang tuanya terkait penjualan tanah di Desa sembalun bumbung, kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Dari pemberitaan tersebut menimbulkan beragam asumsi dari warganet.
Dari komentar dimedia sosial dan pemberitaan pada media yang menyatakan Inaq Suhaelin anak durhaka, ia mengaku tertekan dan merasa sedih ketika ia mengetahui hal itu. Sebagaimana penuturan Inaq Suhaelin kepada Speaker Kampung di kediamanya pada(17/08) yang lalu.
Masih pada pengakuan Inaq Suhaelin, kesedihan dan pihak keluarganyapun merasakan hal yang sama, setelah mengetahui pemberitaan tersebut keluarga Inaq Suhaelin merasa tidak nyaman dan kecewa pada pemberitaan yang mengatakan Inaq Suhaelin anak durhaka.
"Saya merasa kecewa dan sedih sekali dikatakan anak durhaka, begitu juga dengan keluarga yang bertempat tinggal jauh dari saya merasa sedih setelah mengetahui pemberitaan ini" tutur Inaq Suhaelin, sembari mengusap air matanya.
Pada kesempatan tersebut Inaq Suhaelin juga mengklarifikasi soal pemberitaan yang mengatakan dirinya anak durhaka, selama ini ia berhubungan baik-baik saja bersama sang ayah (Amaq Yoni).
Lebih jauh ia mengatakan tidak mungkin menuntut atau menggugat bapak nya sendiri, hal tersebut ia lakukan untuk mengetahui siapa dibalik dalang penjualan tanah tersebut. Padahal di surat gugatan tersebut bukan hanya ayahnya (Amaq Yoni) saja, namun ada pihak tergugat lainya diantaranya Kepala Desa Sembalun H. Sunarpi, H. Kenus dan H. Nil alias sakri.
Korban Perundungan Dunia Maya
Cyber bullying (perundungan dunia maya) salah satu jenis kekerasan digital yaitu tindakan menyakiti orang lain secara berulang kali menggunakan informasi dan teknologi komunikasi, seperti mengirim pesan pelecehan melalui teks atau internet mengirim komentar di jejaring sosial mengirim gambar memalukan, mengancam atau mengintimidasi seseorang melalui elektronik, dikutip dari jurnal penelitian cyberbullying victimization dan kesehatan mental pada remaja.
Apa yang dialami Inaq Suhaelin adalah satu bentuk perundungan dunia (cyber Bullying), karena setelah pemberitaan viral dan komentar para netizen yang mengatakan dirinya anak durhaka sehingga dirinya merasa tertekan, sedih dan sering menangis.
perundungan dunia maya atau yang sering disebut kekerasan digital memang kerap dialami oleh perempuan terutama remaja namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada perempuan dewasa seperti yang dialami Inaq Suhaelin diatas.
Penulis : R A
Editor : Uci
0 Komentar