Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Pemuda Tanyakan Proses Rekrutmen Tenaga Kerja PLN Padak Guar

 

Lombok Timur, SK - Tujuan didirikan perusahaan di daerah selain untuk mendapatkan keuntungan melalui kesepakatan, produksi, perdagangan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dan apabila dilihat dari kacamata sosial, keberadaan perusahaan di daerah adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda dan masyarakat sekitar.


Tapi terkadang berbanding terbalik dengan yang diharapkan masyarakat. Seringkali warga di sekitar perusahaan hanya menerima dampak atas janji-janji perusahaan. Perusahaan terkadang lebih memilih untuk merekrut pekerja luar ketimbang pekerja tempatan karena dianggap tidak memiliki skill atau pengalaman kerja.


Tapi bukan itu sebenarnya menjadi alasan untuk tidak mempekerjakan mereka. Jika memang pemuda tempatan tidak memiliki skill atau pengalaman kerja, pihak perusahaan bisa memberikan pelatihan (workshop) pada mereka.


Nah, kira-kira seperti itu yang terjadi di perusahaan besar (PLN) yang beroperasi sejak beberapa tahun lalu di Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB. 


Pemuda desa yang bermukim paling Utara Lombok Timur, seperti Madayin, Obel-Obel, Belanting dan Dara Kunci, mengeluhkan dan mempertanyakan proses rekrutmen tenaga kerja di perusahaan BUMN tersebut.


Pertanyaan dan keluhan ini disampaikan oleh sekelompok pemuda yang tinggal di empat desa tersebut. Salah satunya adalah ketua karang taruna Desa Belanting M. Jaya Ikhlas mewakili ketua karang taruna desa lainnya.


Sebagaimana pres rilis yang dikirim ke redaksi Speaker Kampung pada (17/8) M. Jaya Ikhlas panggilan Jaya, menyampaikan keluhannya ke pihak perusahaan dan juga pemerintah kecamatan untuk bisa menjembatani mereka agar bisa diterima bekerja di perusahaan (PLN) tersebut.


Pihaknya juga meminta agar pemerintah kecamatan dalam hal ini bisa menjelaskan secara terbuka terkait 30 persen tenaga kerja untuk pemuda desa yang belum tersentuh.


Jika memang kata Jaya, pemuda desa lain tidak dilibatkan lantas dikemanakan jatah kecamatan yang 30 persen itu. Sementara, pada setiap pertemuan antar pemuda, mereka selalu membahas masalah itu hingga di WAG kecamatan.


Apabila keluhannya tidak segera direspon pihak terkait, maka katanya, jangan menyalahkan pemuda desa yang terisolir itu apabila suatu waktu nanti mereka akan turun aksi.


"Kalau ini dibiarkan jangan salahkan pemuda jika hal yang tidak diinginkan terjadi," ancamnya.



Untuk merespon keluhan pemuda tersebut, jurnalis Speaker Kampung mendatangi camat Sambelia Ishak,SH untuk menanyakan perihal tersebut.


Ditemui awak media di kantornya (18/6) camat Sambelia menjelaskan secara detail tentang apa yang pemuda keluhkan. 


Menurut camat, apa yang dikeluhkan pemuda yang berada di empat desa tersebut adalah hal yang wajar. Bahkan katanya lagi, ia sudah berkomunikasi dengan pimpinan perusahaan agar adanya pemerataan bagi para pekerja. 


"Saya pernah komunikasikan masalah ini dengan pimpinan perusahaan Pak Diki, tapi dia bilang untuk saat ini perusahaan belum butuh tenaga kerja," jelas camat, ditemui awak media pada, Jumat (18/6)


Menurut camat, masalah tenaga kerja yang dikatakan 30 persen itu, pihaknya tidak mengetahuinya itu kesepakatan siapa. 


Camat bahkan mensinyalir perekrutan tenaga kerja untuk pemuda kecamatan Sambelia itu diduga salah dari awal perekrutan sehingga masalah itu kemudian muncul sekarang.


Meskipun begitu kata camat, dalam diamnya, ia terus berusaha mencari solusi, berkomunikasi intens dengan pihak perusahaan sesuai kapasitasnya agar keluhan pemuda ini bisa terjawab.


"Tenaga kerja itu sebenarnya yang menentukan pihak perusahaan (PLN) berapa yang dibutuhkan dan dalam bidang apa. Saya hanya membantu komunikasikan sesuai kapasitas saya," tutup camat (Ggar)

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement