Lobok Timur, SK - Miris, Mawardi alias Amaq Ribut, warga Dusun Dasan Tinggi, Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, saat ini tengah berperang melawan penyakit tumor ganas yang diderita sejak setahun lalu.
Penyakit tumor ganas ini menyerang mulut dan hidungnya sehingga dia susah untuk bernapas apalagi makan, sebab bagian bibir dan hidungnya tumbuh daging yang membusuk.
Mawardi panggilan sehari-hari Amaq Ribut (52) termasuk golongan keluarga tidak mampu. Dia tinggal di Rumah Tahan Gempa (RTG) bersama istrinya Salmiah (45) sementara tiga orang anaknya menjadi buruh migran ke Malaysia.
Diceritakan istrinya, setahun lalu suaminya pernah menjalani operasi. Namun tidak berselang lama penyakit tumornya itu kembali kambuh, sehingga terpaksa dia harus dibawa berobat ke RSUP Mataram. Selama di Mataram, sembari menunggu jadwal kemoterapi, dia tinggal di kontrakan dengan biaya sewa 900 ribu.
Menyewa kos sebesar 900 ribu rupiah selama dua puluh hari tentu sangatlah berat dirasakan apalagi dia kategori keluarga tidak mampu. Belum lagi biaya makan dan transportasinya sehingga dia memutuskan untuk pulang sejak tiga hari lalu atas ijin dokter.
"Tadi saya dikasih uang Seratus ribu oleh tetangga biaya bikin bubur. Karena hanya bubur dan air yang bisa masuk ke mulutnya itupun sedikit saja kebanyakan yang tumpah," terang Salmiah, di rumahnya (20/6/2020)
"Sejak Januari lalu, uang yang habis untuk biaya makan, transportasi serta kebutuhan lainnya sebanyak dua belas juta, itu pun dapat pinjaman dan sekarang sudah tidak ada lagi," katanya terlihat sedih sambil mengelus kepala suaminya.
Tapi, beruntung dia memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga sedikit bisa meringankan biaya pengobatan selama di rumah sakit. Tapi memiliki KIS tidak serta merta bisa mengakomodir kebutuhan hidupnya. Semenjak suaminya sakit, dia tidak bisa keluar mencari rezeki, karena harus merawat suaminya.
Program BLT-DD memang dia dapatkan selama tiga bulan, tapi itu jauh dari cukup. Sehingga dia berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait atau lembaga peduli kemanusiaan lainnya supaya sedikit memberi perhatian kepada keluarga ini.
Untuk sementara menunggu jadwal kemoterapi berikutnya, pada 3 Juli mendatang, melihat kondisi fisiknya tidak berdaya keluarganya memutuskan membawanya ke Puskesmas agar bisa ditangani secara medis. (Ggar)
0 Komentar