Mataram. SK_ Para pengusaha muda usaha kecil menengah (UKM) yang bergerak di produksi kopi mengapresiasi kebijakan gubernur dan wakil gubernur dalam pengadaan kopi dalam program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Kebijakan untuk menggunakan produk-produk UKM lokal adalah langkah tepat dalam memberdayakan ekonomi lokal di tengah pandemi Covid-19.
Salah seorang pengusaha muda yang juga aktivis perempuan Lombok Utara, Mahniwati mengatakan, JPS Gemilang ini mampu membangkitkan ekonomi masyarakat di desa. Pemilik merek kopi “Kopi Nina Bayan” ini menyebutkan, satu kelompok usaha pengolahan kopi melibatkan 10-20 orang. Pertama untuk pembelian biji kopi, pasti UKM membeli di petani sekitar. Selanjutnya untuk proses pengolahan hingga pengemasan, Mahniwati melibatkan 10 orang ibu rumah tangga di kampungnya di Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan.
“Kopi kami ambil dari petani di Bayan. Jadi secara langsung program ini juga menghidupi petani-petani kopi kita,’’ kata mantan Putri Pariwisata KLU ini.
Gerakan nasional “Dukung UKM Lokal” menurut Mahni, sudah lebih dulu dilakukan pemerintah provinsi NTB. Dalam tahap awal pengadaan JPS Gemilang sudah ada keberpihakan kepada UKM lokal. Begitu juga di pengadaan tahap kedua, khususnya kopi bubuk, Mahniwati yakin 100 persen merupakan produk lokal.
“Hanya kemasan saja mungkin yang kami para UKM beli di luar, selebihnya itu produk lokal,’’ katanya.
Pengusaha muda lainnya Sopyan dari Beriri Jarak, Wanasaba, Lombok Timur mengatakan kebijakan penyelamatan ekonomi harus sejalan dengan penanganan Covid-19. Bersamaan dengan upaya pemerintah untuk mengataasi Covid-19, pemerintah juga bergerak untuk menyelamatkan ekonomi. Program bantuan sembako kepada masyarakat terdampak dilakukan seluruh daerah di Indonesia. Tapi kebijakan menggunakan produk-produk lokal dengan melibatkan UKM lokal, diinisiasi sejak awal oleh gubernur dan wakil gubernur NTB.
“Program seperti ini kami sambut gembira. Di tengah kelesuan akibat Covid-19, begitu ada program membeli produk UKM lokal ini, kami langsung semangat,’’ kata Soopyan.
Selama ini Sopyan mengandalkan penjualan kopi secara online. Termasuk juga mengikuti beberapa pameran. Tapi semenjak Covid-19, produksi kopi dengan merek “Rau Coffee” ini terhenti.
“Kami semangat kembali setelah kebijakan pemerintah provinsi untuk membeli kopi produk lokal,’’ katanya.
Anggota usaha kopi dengan merek “Kopi Kaki Rinjani”, Anshori mengatakan JPS Gemilang ini membuktikan kepedulian pemerintah provinsi terhadap nasib UKM. Para pelaku UKM sebagian besar tiarap ketika pandemi Covid-19. Pesanan Kopi Kaki Rinjani, yang setiap hari dikirim hingga ke luar Pulau Lombok terhenti sejak akhir Februari. Para petani kopi mengeluh ketika kopi mereka tidak bisa diserap. Para pelaku UKM kopi mengeluh karena tidak ada pesanan kopi. Pada saat itu, kata Anshori, semua pasrah. Jika masa pandemi ini berkepanjangan, mereka bisa jadi sebagai warga penerima bantuan sembako.
“Begitu ada pesanan kopi JPS Gemilang datang, langsung semangat.Kami kerja hingga malam hari,’’ katanya.
Bukan sekadar mampu menghidupkan dapur para anggota kelompok usaha, program JPS Gemilang ini juga memberikan rasa optimisme pada pengusaha bahwa NTB bisa mengatasi dampak Covid-19. Tidak sekadar mengurus pasien Covid-19, pemerintah provinsi juga menaruh perhatian pada UKM.
“Bukan hanya UKM kopi, tapi juga UKM-UKM bidang lainnya yang produksinya diserap oleh pemerintah provinsi,’’ katanya.
Pengusaha kopi dengan merek “Benang Kelambu” Lombok Tengah, Marwita mengatakan sejak pandemi Covid-19 seluruh aktivitas produksi terhenti. Para petani kopi di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara juga harap-harap cemas karena kopi stok mereka tidak terserap. Sementara para pelaku UKM kopi tidak berproduksi karena pesanan yang berkurang.
“Kami ibu-ibu di desa mengucapkan terima kasih kepada bapak gubernur dan ibu wakil gubernur yang telah membuat kebijakan ini. Program ini benar-benar kami rasakan manfaatnya saat krisis seperti ini,’’katanya.
Usaha ini juga menjadi angin segar bagi para anggota. Menjelang Lebaran banyak kebutuhan, di satu sisi mereka tidak bisa berproduksi. Hadirnya JPS Gemilang dengan melibatkan UKM kopi membuat ibu-ibu di kelompok usahanya tersenyum.
“Mudah-mudahan program ini terus berlanjut,’’ katanya.
Di Jerowaru Lombok Timur, pandemi Covid-19 membuat usaha jasa travel Ari Syalmadi gulung tikar. Tidak ada wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang menggunakan jasanya. Biasanya akhir pekan menjadi hari-hari sibuk menerima tamu.
“Ada karyawan saya, ini menjadi beban juga, terpaksa kami tutup,’’ katanya.
Selain usaha travel, Ari juga membuat usaha pengolahan kopi dengan merek Datu Coffee. Awalnya usaha ini sebagai sampingan, selain karena hobi. Dia melibatkan anak-anak muda dan ibu rumah tangga di kampungnya. Usaha kopi ini juga ikut terdampak, walaupun ada satu dua yang masih membeli.
“Jujur saja usaha travel saya tutup. Tapi dengan adanya pesanan kopi untuk JPS Gemilang ini membuat saya bernafas lega. Ada rezeki yang bisa saya tawarkan ke teman-teman,’’ katanya.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Fathurrahman mengatakan, dalam pengadaan kopi untuk JPS Gemilang, Dinas Perdagangan melibatkan 72 UKM kopi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Dinas Perdagangan memesan kopi di setiap UKM ini sesuai dengan kapasitas produksi mereka dan kemampuan bahan baku.
“Ada mampu 300-an, ada juga di atas seribuan. Yang penting semua UKM kita dapat,’’ katanya.
Dinas Perdagangan juga menekankan agar seluruh bahan baku kopi bubuk ini berasal dari petani lokal Lombok dan Sumbawa. Tidak boleh mendatangkan biji kopi dari luar NTB. Agar program ini juga dirasakan manfaatnya bagi para petani di desa-desa.
“Alhamdulillah, para UKM kita sudah memiliki kerjasama dengan para petani. Ada juga petani kopi sekaligus pelaku usaha pengolahan kopi,’’ kata Fathurrahman.
Untuk pengadaan kopi pada JPS Gemilang tahap II ini, pemerintah provinsi menyiapkan 125.000 bungkus kopi dengan berat 100 gram. Karena memesan dari puluhan UKM kopi, kopi yang akan diterima masyarakat nantinya pasti beragam bungkusnya. Tapi Fathurraman menegaskan, seluruh kopi ini adalah produk lokal NTB.
“Ini sudah menjadi komitmen bapak gubernur dan ibu wakil gubernur untuk memberdayakan UKM lokal. Saat kita bertarung menghadapi Covid-19, ada juga program untuk membantu UKM,’’ katanya. (*)
0 Komentar