Lombok Timur, SK- Salam Pemuda, Salam Perubahan. Itulah jargon dari Gerakan Pemuda Mudung Anggaraksa yang disingkat GPMA. Adalah sebuah gerakan warga bantu warga yang berbasis sosial kemasyarakatan membantu warga kurang mampu, disabilitas serta warga yang termarjinalkan.
Organisasi kepemudaan yang berdiri awal tahun ini, diinisiasi oleh pemuda Mudung, Desa Anggaraksa, sudah melakukan gerakan masif. Tanpa embel-embel politik, menggunakan dana swadaya serta bantuan dari teman-teman atau kerabatnya yang bekerja di luar daerah maupun luar negeri.
Melihat roda perekonomian warga jalan ditempat bahkan cenderung turun drastis bahkan tidak sedikit warga kehilangan mata pencaharian akibat pandemi Covid-19. Untuk meminimalisir dampak tersebut, GPMA terpanggil bantu meringankan beban pemerintah lewat bantuan sosial diberikan kepada orang tua jompo, dan kaum disabilitas lainnya.
Bantuan paket sembako dan uang tunai itu diberikan langsung kepada puluhan orang tua jompo, anak yatim serta kaum disabilitas dengan mendatangi rumahnya masing-masing. Demikian dikatakan tokoh pemuda setempat Suryadi,SE.
Sepanjang menjalani ibadah puasa di bulan suci ramadhan, pada (13/5) puluhan bantuan paket sembako berisi beras, mie instan, masker serta uang tunai diberikan kepada orang tua jompo. Selain bantuan sembako GPMA juga lakukan roadshow membangunkan masyarakat makan sahur keliling kampung menggunakan alat tradisional kreasi mereka.
Kemudian tidak berselang lama, pada (15/5) GPMA kembali mengumpulkan anak yatim di masjid Nurul Jihad, Desa Anggaraksa, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur untuk diberikan bantuan serupa. Sebelumnya, mereka yang rata-rata mahasiswa berbagai jurusan ini, melakukan siraman rohani (pengkajian agama Islam) dihadiri oleh puluhan anak yatim.
Salah satu pembina GPMA, Suryadi, SE pada media ini menjelaskan, bantuan paket sembako menyasar tiga dusun di Desa Anggaraksa, yakni Dusun Mudung Barat, Mudung Timur dan Mudung Baru.
"Mengingat pandemi Covid-19, GPMA ikut andil membantu pemerintah memberikan santunan kepada lansia serta anak yatim," terang Suryadi, panggilan Bendon, pada jurnalis Speaker Kampung, via Whatsapp (15/5/2020).
Selain Suryadi, inisiator GPMA, Muhammad Ali Mawardi, Reza Gutawa, Eta Saputra serta anggota lainnya seperti Fingky Pradika Putra, Faozi, Ejo, Fansuri, Jais, serta puluhan anggota lainnya tidak mau ketinggalan dalam gerakan ini. Apa yang mereka lakukan sebagai wujud kepedulian pemuda pada warganya sendiri.
Tidak menutup kemungkinan, jika gerakan ini konsisten dilakukan maka kedepan, dampak positifnya akan mereka lihat. Bukan saja harus menjadi pejabat lalu mereka bisa bantu warga, tapi dengan mendirikan lembaga atau organisasi, justru bisa dijadikan wadah turut berkontribusi membantu warga yang membutuhkan.
Mereka ini adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang menjadi harapan membangun desa agar lebih baik lagi. Oleh karena itu, diharap kepada pemangku kebijakan (pemerintah) harus memberi ruang kepada pemuda, bekerja sama, mengakomodir intelektualitas mereka demi kemajuan desa itu sendiri. (Ggar)
1 Komentar