Sambelia, SK - Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek pemerintah yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia ketimbang tenaga mesin. Tujuannya adalah untuk membuka peluang kerja kepada keluarga miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap di tengah merebaknya pandemi Covid-19 sehingga berimbas pada menurunnya pendapatan harian warga.
Wabah Coronavirus disease (Covid-19) yang melanda negeri ini menjadi konsentrasi pemerintah pusat hingga daerah. Segala macam upaya telah dilakukan agar penyebaran virus corona ini bisa diminimalisir.
Untuk mengantisipasi agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan dasarnya selama pandemi ini, pemerintah Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, sejak lima hari terakhir mengadakan program padat karya penembokan arena lapangan sepak bola melibatkan sedikitnya 24 orang tukang dari unsur masyarakat setempat.
Mereka yang dilibatkan dalam pengerjaan penembokan lapangan melibatkan delapan kekadusan se-Desa Sambelia. Upah yang diberikan pemdes sebesar 120 ribu rupiah per orang. Pengerjaan lapangan untuk periode tahun ini kata Subandi di mulai sejak 3 Mei 2020.
"Padat karya pengerjaan lapangan dengan rincian anggaran upah tukang, peladen dan buruh harian lepas 120 ribu rupiah perhari melibatkan 24 orang warga secara bergantian," jelas Subandi.
Sebelumnya, untuk memindahkan batu pemdes melibatkan tenaga ibu rumah tangga. Mereka bekerja selama dua jam diberikan upah 25 ribu rupiah. Begitu pula memindahkan semen karena hujan pada malam harinya (7/5) melibatkan 25 orang warga diberikan upah 25 ribu rupiah.
Anggaran yang dipersiapkan pemdes Sambelia secara keseluruhan sebesar 500 juta rupiah. Lapangan seluas 2.021 are, untuk pondasi hingga penembokan saja, diperkirakan akan menelan dana sebesar 175 juta rupiah. Belum lagi tenaga mesin (excavator) yang digunakan untuk menggali batu dan perataan tanah.
"Tenaga manusia untuk memecah batu kami berikan warga dengan sistem borongan senilai 10 juta rupiah," katanya.
Penembokan keliling sepanjang 458 meter dan tinggi dari satu hingga dua meter ini diperkirakan akan memakan waktu selama 40 hari. Demikian dikatakan kepala tukang, Ainul Yaqin disampaikan Ahmad Subandi pada media ini.
Selain warga Dusun Gubuk Lauk, Barito, Barko dan Mekar Sari yang bekerja menembok lapangan, warga dusun lain seperti Gubuk Daya dan Dasan Tinggi diberikan jatah mencetak batako dipimpin oleh Amak Ikmal.
Kemudian kata Subandi, untuk rabat beton melibatkan warga Dusun Mekar mulia dan metro dipimpin oleh kepala tukangnya Amak Luna.
"Jadi semua warga yang berprofesi sebagai tukang kita libatkan dalam proyek padat karya ini," terang Subandi.
Tujuan pemdes Sambelia mengadakan program padat karya di tengah lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19 ini adalah, untuk menggerakkan perekonomian warga. Memberdayakan warga lewat program padat karya agar terpenuhi kebutuhan dasar warga dalam menjalani ibadah puasa serta kebutuhan menjelang tibanya hari raya idul fitri. (Ggar)
0 Komentar