Lombok Timur, SK - Satgas Covid-19 Desa Bagik Manis, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur sekaligus petugas Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas Sambelia, Lalu. Muhammad Fathoni, A.md, Kep, klarifikasi dua warga Desa Bagik Manis diduga positif Corona.
Dua warga tersebut inisial M, Perempuan (52 tahun) dan SA, Laki-Laki (15 tahun). Setelah menjalani rapid test sampel darahnya dikirim ke Puskesmas Sambelia, hasilnya reaktif sehingga pada hari itu juga, Sabtu (25/4/2020), sekira pukul 13,32 siang, petugas TGC Puskesmas Sambelia, membawa kedua pasien tersebut ke Rusunawa, Desa Labuhan Lombok, dengan pengawalan ketat Polsek Sambelia.
Tim gugus tugas Covid-19 Kecamatan Sambelia, turut mengiringi perjalanan kedua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menuju rumah karantina di Labuhan Lombok.
Informasi diterima media Speaker Kampung. SA yang masih duduk di bangku sekolah menengah ini, tidak pernah ada riwayat bepergian ke luar daerah. Namun disinyalir keluarganya masuk dalam jaringan jamaah tabligh, pernah kontak dengan jamaah tabligh eks Gowa atau pasien Nomor 155 asal Belanting.
Selanjutnya pasien M, yang pekerjaannya sebagai Ibu rumah tangga, tidak pernah ada riwayat bepergian. Namun sebelumnya dia pernah kontak langsung dengan PDP asal Tanjung Luar, Kecamatan Keruak yang juga menantunya.
Dijelaskan Fathoni, kedua pasien reaktif tersebut (SA dan M) sama-sama memiliki riwayat penyakit kronis sehingga itu yang menyebabkan mereka mudah terserang virus. Apalagi kata Fathoni daya tahan tubuh seseorang itu lemah.
Untuk diketahui, seorang pasien baru bisa dikatakan positif setelah menjalani metode swab dua kali selama 14 hari masa karantina. Jika pasien belum mengikuti swab atau PCR maka tidak bisa dikatakan orang itu positif corona.
Kedua orang PDP asal Desa Bagik Manis, Kecamatan Sambelia, setelah diambil sampel darahnya, hasilnya reaktif. Artinya, di dalam tubuh manusia itu sudah ada virus tapi belum tentu itu Virus Corona.
"Sekali lagi reaktif ini belum tentu itu virus corona bisa jadi itu jenis virus yang lain," jelas ketua tim TGC Desa Bagik Manis, Fathoni, Ahad (26/4) saat media ini ke poskonya.
Yang dimaksud dengan reaktif lanjut Fathoni, bahwa ada virus yang sudah berada di tubuh seseorang tapi itu belum tentu virus corona, bisa jadi itu virus jenis lain. Untuk mengetahuinya lanjut Fathoni, tim harus berkoordinasi sesuai protap dengan tim medis penanganan covid-19 yang berada di Rusunawa.
Oleh karena itu kepada masyarakat diingatkan agar tidak begitu cepat memvonis seseorang itu positif corona. Seorang muslim yang beriman tentu akan mensuport keluarganya yang tertimpa musibah, bukan malah sebaliknya mengucilkan mereka, apalagi pada bulan yang mulia penuh berkah ini.
Dengan ditemukannya pandemi di Kecamatan Sambelia, sebagai tim penyelamat terdepan untuk mengekspansi pasien Covid-19, Fathoni mewakili teman-teman TGC lainnya berharap kepada seluruh masyarakat terutama di lingkar rumah pasien reaktif, Desa Bagik Manis, agar membangun semangat untuk saling mensupport satu dengan yang lainnya.
"Mari kita bangun semangat masyarakat untuk saling mensupport, bukan untuk saling menjatuhkan antar sesama, karena pada hakikatnya, kita adalah saudara," harap Fathoni.
Dia juga mengingatkan kepada satgas covid-19 Desa Bagik Manis khususnya, untuk bekerja maksimal bantu pemerintah dan masyarakat agar penyebaran virus ini tidak meluas ke wilayah lain. Apalagi Bagik Manis sudah dinyatakan dua orang warganya reaktif dan sudah dibawa ke Rusunawa. (Ggar)
0 Komentar