Lombok Timur, SK - Selain terkenal dengan ikon wisata Anggur, Desa Senanggalih, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, terus berbenah dari tahun ke tahun untuk membangun desanya agar menjadi desa maju.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh tim penggerak PKK Desa Senanggalih adalah program pendidikan Pemberantasan Buta Huruf (PBH) yang dilaksanakan selama tiga hari sejak 15 Februari dan ditutup hari ini (kemarin-red) 18 Februari 2020 di Aula kantor Desa Senanggalih.
Warga terutama ibu-ibu rumah tangga yang terlibat dalam pembelajaran pengentasan buta huruf ini sebanyak 17 orang se- Desa Senanggalih. Menurut keterangan guru atau tutor PBH, Idiatul Fitriah, S.pd, mereka sangat antusias. Dan katanya, rata - rata mereka cepat memahami materi yang diberikan.
"Selama tiga hari ini, rata-rata mereka cepat memahami materi pembelajaran yang kami berikan. Mereka juga terlihat sangat antusias, terbukti tidak ada yang absen selama ini," terang Fitri yang berprofesi sebagai guru di TK DW Senanggalih.
Pada acara penutupan program PBH tersebut, ketua tim penggerak PKK kecamatan, Harmoniati, S.pd, sangat mengapresiasi program pemdes Senanggalih ini. Katanya, ada dana ataupun tidak ada dana, program ini harus dilanjutkan. Pemerintah desa memiliki tanggung jawab besar untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya lewat program PBH.
Sebagai ketua tim penggerak PKK kecamatan, Harmoniati berpesan agar empat pilar pokja harus dijalankan serentak. Bukan saja di Desa Senanggalih, namun juga di desa - desa lainnya.
"Saya akan terus memberikan bimbingan kepada semua pokja se-kecamatan Sambelia. Jika kita ingin PKK ini berkembang maka mari kita bekerja ikhlas, sukarela, jangan karena ada uang saja baru kita mau bergerak," tegas Harmoniati, panggilan Ibu Har.
Empat pokja yang dimaksud adalah, Pokja (1) memberikan pemahaman kepada warga pentingnya menghayati dan mengamalkan pancasila sebagai dasar negara, gotong royong, kemudian bagaimana pola asuh anak yang baik serta rutin mengadakan pengajian, dengan memanfaatkan fasilitas umum atau pemerintah.
Pokja (2) bergerak di bidang pendidikan, keterampilan dan koperasi. Koperasi itu katanya, tidak mesti simpan pinjam, tapi bisa saja berbentuk barang , kemudian hasilnya itu digunakan untuk kepentingan kelompok.
Berikutnya adalah pokja (3) ini adalah hatinya PKK. Dan terakhir pokja (4) konsentrasi di bidang kesehatan, termasuk di dalamnya bagaimana menangani stunting.
Agar keempat pokja ini bisa berjalan sesuai harapan bersama, maka ia meminta kepada ketua tim penggerak PKK desa memberikan SK kepada masing - masing kelompok agar terlihat resmi dan mereka juga bisa membantu mempermudah menjalankan program yang sudah disepakati.
Sebagai bukti kepedulian pemdes Senanggalih kepada warganya terutama teknis menjaga kesehatan lingkungan, beberapa hari yang lalu tepatnya 3 Februari 2020, pemdes Senanggalih dibawah pimpinan Kades H. Suparlan, menerima piagam penghargaan sebagai desa Open Defecation Free (ODF) yakni desa yang bebas dari buang air besar sembarangan.
Adalah sebuah program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kepala dinas kesehatan, Kabupaten Lombok Timur. Piagam itu diserahkan langsung oleh Kapus Sambelia, Lalu Faozan kepada Kades Senanggalih, H. Suparlan.
Pada kesempatan yang sama ketua tim penggerak PKK desa sekaligus Istri Kades Senanggalih, Nurul Itrawati, pada media ini menerangkan, program PBH ini bukan saja kali ini dilaksanakan tapi sudah seringkali. Menurutnya, ini akan dijadikan program tahunan PKK.
"Bukan kali ini saja kami laksanakan tapi sudah sering kali. Dan ini akan kami lanjutkan, kami jadikan program tahunan," terangnya.
Bagi warganya yang belum dapat bagian kata Itrawati, akan diberikan kesempatan. Untuk tahun-tahun berikutnya, Itrawati berharap agar tidak ada lagi ditemukan warganya yang buta huruf alias tidak bisa menulis dan membaca.
Ditanya mengenai dana kegiatan, Itrawati menjelaskan, total dana PKK yang digunakan untuk menjalankan program ini sebanyak Rp 2.500 ribu. Semua itu termasuk transportasi tutor, konsumsi selama program berjalan hingga acara penutupan.
Kemudian lanjutnya, sebagai pengganti transpor warga yang mengikuti PBH, dia membelikan kain sarung masing-masing satu buah. Tujuannya agar berkesan dan bisa digunakan untuk melaksanakan ibadah.
Selain program PBH yang sudah dilaksanakan, bersama tim penggerak PKK desa, program selanjutnya yang akan dilaksanakan bersama timnya adalah pembibitan Anggur. Kemudian bibit itu nantinya akan dibagikan kepada warga masyarakat secara cuma-cuma untuk ditanam di pekarangan rumahnya masing-masing. Hasilnya jualnya tentu bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga. (Ggar)
0 Komentar