Lombok Timur, SK - Komunitas Lestari Alam Kehidupan Sambelia (LAKSa) dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Sambelia, pada, Kamis, (16/1/2020) bersama Mahasiswa KKN UNRAM, kelompok pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala desa sambelia, beserta seluruh perangkatnya, lakukan penanaman ratusan bibit pohon.
Penanaman bibit pohon ini dimulai dari area pekuburan umum sambelia kemudian akan berlanjut nanti ke bantaran kali sepanjang aliran air DAM sambelia. Mengingat di sepanjang kali tersebut pohon kayu yang dulunya berdiri kokoh menahan debit air, kini sudah mulai berkurang.
Berkurangnya apakah karena ditebang oleh oknum atau karena sudah tua dan rapuh, itu tidak terlalu penting, yang terpenting adalah, upaya yang dilakukan untuk melestarikan hutan yang sudah gundul itu.
Apapun penyebabnya, bersama masyarakat peduli, LAKSA harus hadir menyelamatkan lingkungan tersebut dari kerusakan yang berkepanjangan.
Camat Sambelia, Ishak,SH sangat mengapresiasi program yang dilakukan LAKSA di bawah pimpinan Ustadz Fatoni. Ishak berharap kepada desa-desa lain yang berada di Kecamatan Sambelia supaya bergerak mengikuti jejak langkah yang sudah dilakukan oleh LAKSa.
"Ini bagian dari penataan lingkungan ke arah yang lebih baik semoga desa lain juga ada komunitas yang bergerak dan punya wawasan lingkungan seperti LAKSa," harapnya.
Ada berbagai Jenis pohon yang ditanam oleh LAKSa diantaranya, bibit pohon nangka, kemiri, durian, mahoni serta berbagai jenis pohon lainnya yang memiliki asas manfaat bagi masyarakat.
Sebagai inisiator sekaligus pembina komunitas, kapolsek Sambelia Iptu. Ahmad Yani ingin menggugah semangat kawula muda agar mempunyai kesadaran bahwa melestarikan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama.
Tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun dengan sendirinya mau melakukan reboisasi atau penghijaun kembali hutan yang sudah gundul akibat penebangan hutan secara liar.
Proses penghijauan ini dimulai dari areal pemakaman umum berlanjut ke sepanjang bantaran kali DAM sambelia, serta tempat-tempat umum lainnya. Program penghijauan ini dilakukan untuk menggugah semangat masyarakat agar peduli pada lingkungan, bersama-sama melestarikannya.
"Kami berharap supaya apa yang ditanam ini bisa dijaga dan dilestarikan sepanjang masa oleh seluruh elemen masyarakat menjadi hal yang positif bagi seluruh warga," terang Kapolsek Sambelia saat jurnalis Speaker Kampung, menemuinya di lokasi.
Program ini kata Ahmad Yani, di gagas oleh komunitas LAKSA dimana di dalamnya, dia sendiri selaku pembinanya. selain Ahmad Yani, tokoh pendidikan lainnya seperti Nurdin S.Pd serta tokoh agama Ustadz Jafar juga turut berkontribusi dalam mendirikan komunitas LAKSA ini. Sejak tiga tahun lalu sudah banyak hal yang bermanfaat dilakukan oleh LAKSA kaitannya dengan lingkungan.
Semangat yang sama juga dilontarkan oleh Danramil Sambelia, Kapten Inf. Syafi'i. Dia bersama tujuh orang anggotanya turut terlibat dalam penghijauan ini.
Instansi lain juga katanya sudah ada yang melakukan program yang sama. Dengan diadakannya program penghijauan ini tentu memiliki manfaat besar bagi masyarakat sekitar.
"Dengan banyaknya pohon tentu bisa menampung air dan tidak terlalu panas," jelas Danramil.
Danramil juga menurunkan tujuh orang anggotanya bersama KKN UNRAM lakukan penanaman disamping masyarakat lainnya.
Program penghijauan kembali hutan yang sudah gundul ini bertujuan untuk mengantisipasi terjadi erosi atau banjir yang disebabkan intensitas hujan yang tinggi sehingga masyarakat tidak lagi menjadi korban banjir bandang seperti tahun-tahun sebelumnya.
Ketua komunitas LAKSA, Fatoni, S.Pd pada kesempatan itu menyampaikan rasa prihatinnya bahwa di Sambelia terkesan lingkungannya rusak. Sambelia juga katanya sebagai langganan banjir, panas, gundul. Dengan adanya kesan seperti itulah sehingga, Fatoni bersama muspika, pemuda serta seluruh elemen masyarakat, melakukan penghijauan hutan yang gundul tersebut.
Bibit pohon yang ditanam sebanyak 300 bibit dan itu menyebar di beberapa tempat salah satunya di area pemakaman umum. Penanaman kali ini sifatnya formal. Sejak tiga tahun berdirinya LAKSa, mereka sudah melakukan hal yang sama yakni reboisasi tapi tidak pernah terekspos media.
"Program utama kami adalah bergerak di bidang sosial menjaga lingkungan agar tetap lestari sepanjang masa. Dengan niat untuk memancing pelopor masyarakat betapa pentingnya menjaga lingkungan," jelas Fatoni.
Menanam pohon kata anggota lainnya, Brigadir Marwin merupakan wujud rasa peduli kita pada lingkungan. Melihat lingkungan yang rusak, Marwin, berharap agar mereka yang dulunya perusak hutan, mengambil kayunya, sekarang harus kembali untuk menanam agar masa depan hutan dan lingkungan tetap asri tempat anak-anak bermain.
"jangan hanya sekedar kita manfaatkan sumber dayanya saja, tapi kita cuek setelah hutan itu rusak dan gundul, lantas kita pergi meninggalkan jejak kaki kita saja, itu yang tidak baik," Jelas Marwin yang juga anggota Polsek Sambelia.
Untuk itu, di awal tahun 2020 ini berbarengan dengan datangnya musim hujan, pemerintah bersama masyarakat harus peka terhadap lingkungan. Jadikan lingkungan tempat tinggal kita sebagai wadah atau daya tarik wisatawan dengan membangun ekowisata, foto sport misalnya, tentu lambat laun akan menjadi ikon andalan masyarakat. (Ggar)
0 Komentar