Lombok Timur, SK- Lestari Alam Kehidupan Sambelia, disingkat LAKSa adalah, sebuah komunitas yang konsen bergerak di bidang penghijauan lahan akibat penebangan hutan secara liar oleh sekelompok masyarakat sehingga berdampak pada menurunnya debit air yang mengalir dari hutan Sambelia.
LAKSa yang didirikan sejak tiga tahun lalu oleh tokoh masyarakat dan sekelompok pemuda ini, dulunya bernama Komunitas Lingkungan Hutan Kemasyarakatan (KLHK) Sambelia.
Seiring waktu berlalu, dengan berbagai macam masukan serta pertimbangan dari anggota komunitas, kemudian nama KLHK diubah menjadi LAKSa.
Meskipun sempat berganti nama, namun anggota komunitas LAKSa yang awal berdirinya diinisiasi oleh Ahmad Yani (sekarang Kapolsek Sambelia-red) bersama pemuda Sambelia lainnya, kini semakin agresif melakukan bakti sosial seperti melakukan pembersihan Tempat Pemakaman Umum (TPU) dengan penyemprotan pada rumput atau ilalang yang ada di semua TPU se-Desa Sambelia agar para peziarah merasa nyaman ketika hendak berziarah ke makam keluarganya.
Bukan hanya itu, LAKSa juga membantu meringankan tugas dinas kesehatan dengan melakukan penyemprotan DBD ke rumah-rumah warga agar warga tidak terserang penyakit demam berdarah atau dengue akibat gigitan nyamuk.
Selain bakti sosial yang disebutkan diatas, LAKSa lebih mengedepankan upaya untuk melindungi hutan agar tetap lestari. Mereka secara berkelompok atau bersama-sama pemuda lainnya, melakukan penghijauan kembali lahan yang sudah gundul. Bersama pemerintah Desa Sambelia, mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana kita menjaga hutan kehidupan untuk generasi penerus yang akan datang.
Apalagi sekarang, pemerintah daerah dan provinsi sedang gencar-gencarnya mengajak seluruh pemerintah desa dan masyarakat untuk melakukan program ekowisata di setiap desa. Tujuannya adalah agar masyarakat sadar bahwa dengan dimunculkannya ekowisata maka, desa tersebut akan menjadi terkenal serta dikunjungi banyak wisatawan.
Dengan dimunculkannya ekowisata di setiap desa dengan memanfaatkan potensi desa, maka akan bisa menjadi nilai jual dan pada akhirnya pengangguran bisa diserap serta desa juga bisa memperoleh asas manfaat serta membantu menambah Pendapatan Asli Desa (PADes).
"Jangan kita hanya mengambil manfaat dari hutan itu, tapi apa yang bisa kita berikan pada hutan untuk kepentingan anak cucu kita kedepan," kata Ustadz Humaeni.
Dengan adanya komunitas LAKSa ini, pemerintah desa merasa terbantu. Sejak tiga tahun lalu, mereka sudah menanam ratusan bibit nangka di sepanjang aliran sungai DAM Sambelia, namun kadang tidak semuanya bisa tumbuh dan berkembang karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga tanaman tersebut. Bahkan menurut anggota LAKSa Ustadz Fathoni dan Burhan, sudah banyak bibit nangka itu rusak bahkan mati karena diinjak kerbau.
Pada acara musyawarah yang berlangsung di rumah Kades Sambelia di hadiri Kadus, toga, toma, pemuda serta komunitas LAKSa, pada, Sabtu malam (30/11) menyepakati beberapa point, diantaranya adalah:
1. Meminta kepada petani ladang agar memberikan support kepada Laksa baik berbentuk fisik maupun materil.
2. Petani Ladang harus turut serta melakukan penghijuan kembali dengan membantu LAKSa lakukan penanaman bibit yang sudah disiapkan.
3. Peternak Kerbau diingatkan untuk menjaga kerbaunya agar tidak melewati/menginjak tanaman yang sudah ditanam.
4. Pemerintah Desa akan membuat PerDes tentang point (3).
5. Masyarakat tidak diperbolehkan membuang sampah di sepanjang aliran sungai.
Lebih lanjut, Subandi mengatakan, bahwa menjaga kelestarian hutan adalah tanggung jawab kita bersama sebab, hutan adalah sumber kehidupan kita. Petani jika ingin mengairi sawahnya atau tanamannya, tentu air dari hutan.
Kemudian, keberadaan komunitas Laksa menurut Subandi adalah murni untuk sosial. "Jadi, tidak ada tendensi politik di dalamnya, ini murni kerja sosial," terang Subandi.
Oleh sebab itu, pemerintah desa pada waktu dekat ini berencana akan menjadikan Desa Sambelia menjadi Desa Wisata dan DAM Sambelia sebagai Ikonnya. Dengan mengedepankan asas musyawarah mufakat bersama BPD dan unsur masyarakat lainnya. (Ggar)
0 Komentar