Sambelia, SK - Kebakaran hutan dan lahan sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Hutan yang sebenarnya harus dilindungi dan dilestarikan sebagai sumber kehidupan manusia dimana sumber mata air mengalir di dalamnya.
Bukan saja untuk kebutuhan manusia, hutan juga tempat berlindungnya hewan. Jika ini terus dibiarkan maka, habitat flora yang menggantungkan hidupnya di hutan lama kelamaan akan punah.
Lalu, jika masalah ini terus terjadi dan tidak ditemukan solusinya, bagaimana nasib generasi bangsa ke depan, terutama hewan yang ada di dalamnya?
Oleh karena itu, pemerintah maupun aktivis peduli lingkungan segera mengambil langkah turun ke lapangan memberikan pemahaman (sosialisasi) kepada warga bila perlu turut membantu agar kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak terus terjadi di tanah air tercinta ini. Memberikan edukasi kepada warga adalah salah satu teknis menyadarkan warga bahwa hutan adalah bagian dari hidup kita.
Salah satu contoh, hutan dan lahan dengan luas sekitar 17.477,52 hektar yang berada di Desa Sugian Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, berbatasan dengan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT. Sadana Arif Nusa serta hutan lindung, baru-baru ini mengalami kebakaran. Beruntung kebakaran yang terjadi pada (6/8) tidak merembet ke hutan lainnya. Yang terbakar hanya hutan produksi atau Hutan Kemitraan Masyarakat (HKM), seluas 23,46 hektar. Demikian keterangan disampaikan ketua tim pengawas hutan Sambelia, Lalu Sapriadi, Jum'at (16/8) di kantornya.
Sebelumnya, media ini pernah menurunkan berita bahwa, pada (6/8) malam, telah terjadi kebakaran. Polsek Sambelia setelah menerima laporan kebakaran, bersama kepolisian resor Lombok Timur, dan camat Sambelia bersama jajarannya, KPH Rinjani Timur bersama anggotanya, langsung lakukan evakuasi memadamkan api dengan alat seadanya.
Mengingat titik api tidak bisa sepenuhnya bisa dipadamkan pada malam itu, keesokan harinya, tim pemadam kebakaran dari kepolisian resor Lombok Timur, DALMAS satu peleton dan BRIMOB satu peleton dipimpin oleh Kabagop. KOMPOL Eko Mulyadi, SH dengan pasukan sebanyak 70 orang serta polsek Sambelia langsung turun melakukan pemadaman.
Polsek Sambelia, Iptu Zainuddin Basri, mengatakan, sekitar pukul 09.00 WITA, pasukan gabungan langsung turun ke lokasi memadamkan api. Kemudian katanya, titik api yang berhasil terdeteksi sebanyak lima titik. Titik api tersebut berhasil dipadamkan setelah pukul 15.00 sore, karena akses jalan ke lokasi sangat sulit hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
"Pagi dan sore secara bergantian kami langsung turun ke lokasi memikul air menggunakan jerigen berisi 30 liter sambil membawa alat seadanya seperti sekop untuk menimbun api menggunakan tanah lalu kami siram agar titik api bisa padam permanen," terangnya.
"Alhamdulillah, kami terus memantau hingga malam ini tidak ada terlihat titik api lagi setelah dilihat melalui aplikasi," tambah Zainuddin.
Untuk mengantisipasi kejadian berulang lagi, camat Sambelia, Drs. Zaitul Akmal, pada (15/8) melakukan sosialisasi di kantor Desa Sugian, dengan mengundang semua elemen masyarakat agar sama-sama menjaga hutan.
"Kita terus lakukan sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak melakukan pembakaran di sembarang tempat apalagi di hutan," katanya.
Memang kata Akmal, tidak bisa dipungkiri bahwa kebakaran hutan itu diakibatkan oleh ulah manusia yang sengaja ataupun tidak sengaja melakukan pembakaran. Seperti mereka yang ingin membuka lahan pertanian, dia akan melakukan pembakaran tanpa dikontrol sehingga api bisa merambat ke yang lainnya.
Begitu juga dengan mereka (warga) yang sembarangan membuang puntung rokok, pada daun yang sudah kering, bisa juga menimbulkan percikan api sehingga menimbulkan kebakaran yang lebih luas.
Oleh karena itu, pemerintah kecamatan, kepolisian, koramil, melalui pemerintah desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, yang bertugas di masing-masing desa agar terus lakukan sosialisasi kepada masyarakat agar karhutla ini tidak terus berulang terjadi karena ini bisa merugikan masyarakat umumnya. (Ggar)
0 Komentar