Lombok Timur, SK - Pasca terjadinya gempa setahun lalu, tentu banyak meninggalkan kesan mendalam bagi warga yang terdampak gempa. Perekonomian warga tersendat, tidak sedikit sekolah porak poranda diguncang dahsyatnya getaran gempa. Begitu pula tidak terhitung berapa banyak nyawa melayang, ada yang kehilangan rumah dan keluarganya.
Di Lombok Timur, tercatat ada lima kecamatan yang paling parah terguncang gempa pada tahun 2018 lalu. Gempa pertama akhir bulan Juli tepatnya (27/7) terjadi di Kecamatan Sambelia dan Sembalun. Tidak berselang lama pada bulan Agustus menyusul gempa melanda sebagian Kecamatan Sambelia, Pringgabaya, Suela dan juga Wanasaba.
Akibat dari bencana beruntun itu, tidak sedikit anak putus sekolah kemudian pergi merantau ke luar daerah bahkan luar negeri menjadi buruh migrant. Ada juga yang masih bertahan melanjutkan sekolahnya hingga tamat.
Sebagai dispensasi pemerintah kepada warga korban gempa, Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmy, jauh hari sebelumnya sudah memprogramkan jadwal kursus gratis kepada pemuda yang sudah tamat sekolah minimal tamat SMA/SMK atau sederajat.
Pelatihan atau kursus yang digelar selama satu bulan tersebut dimulai dari Kecamatan Sembalun dan setelah itu Kecamatan Sambelia, berikutnya menyusul Kecamatan Montong Gading, masing-masing selama satu bulan. Demikian keterangan disampaikan asisten instruktur komputer, Ramdani, pada jurnalis media komunitas Speakerkampung.net di tengah kesibukannya, di kantor camat Sambelia, pada (16/7) siang.
Di Kecamatan Sambelia misalnya, tengah berlangsung pelatihan/kursus sejak 24 Juni berakhir 20 Agustus 2019 mendatang. Demikian disampaikan salah seorang peserta Muhibbin, yang mengambil jurusan menjahit dihubungi melalui ponselnya.
Di grup WA FKDM Kabupaten, Muhibbin menjelaskan, kegiatan ini adalah bentuk kepedulian pemda untuk meningkatkan skil masyarakatnya agar bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan mengurangi pengangguran.
Mereka yang mengikuti kursus itu diambil dari semua kalangan baik perempuan maupun laki, diutamakan bagi mereka yang putus sekolah, ataupun yang sudah tamat namun tidak bisa melanjutkan, dan atau yang tidak punya pekerjaan tetap alias pengangguran.
Program sub kursus yang paling banyak diminati peserta di Kecamatan Sambelia adalah komputer dibanding program lainnya. Peserta yang mengikuti kursus komputer ini sebanyak 32 orang yang seharusnya dalam satu item maksimal 16 orang sesuai aturan dari LLK. Begitupun dengan jurusan lainnya minimal peserta sebanyak 16 orang tidak boleh lebih.
"Ya benar, yang paling diminati adalah komputer, 32 orang peserta, makanya kita bagi dalam dua item, ada yang pagi dan juga sore, kami (Instruktur) kerja secara bergantian," terang Ramdani.
Selain kursus komputer, ada juga sub kejuruan lainnya seperti, menjahit, elektronik/audio video, baja ringan, mebel, otomotif dan juga Las.
Peserta Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ini di fasilitasi oleh LLK Selong dibawah binaan UPTP BLK Lombok Timur. Dana pelatihan ini menurut keterangan Ramdani, bersumber dari APBN melalui Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia, kemudian penanggung jawabnya adalah diva BLK Lotim yang berada di Lenek.
Instruktur elektronika lainnya, Fahmi, menjelaskan, pelatihan yang dilaksanakan satu bulan ke depan ini diharapkan harus menuai hasil yang maksimal. Apabila nanti peserta selesai mengikuti pelatihan katanya, harus siap kerja turun langsung ke masyarakat.
Mereka (peserta-red) kata Pahmi, harus bisa membuktikan kemampuannya, jangan hanya berhenti sampai disini. Bila perlu lanjutnya, mereka harus bisa menciptakan lapangan kerja buat orang lain.
Peserta kursus jurusan komputer, Neneng dan Sri Kartika, dari Dusun Gubuk Lauk, Desa Sambelia, yang sudah tamat SMK tahun lalu mengaku sangat berterimakasih pada pemda terutama Bupati yang telah membuka program kursus gratis di Sambelia.
"Alhamdulillah kami tidak perlu pergi ke Selong untuk kursus. Kursus ke Selong pasti ngeluarin banyak biaya belum lagi sewa kos," kata Neneng mengungkapkan rasa syukurnya.
"Setelah selesai kursus ini, saya berharap mendapat peluang kerja di instansi pemerintah maupun swasta," timpal teman lainnya Sri Kartika.
Selesai mengikuti kursus dan uji kompetensi yang akan dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi profesi dari pusat kemudian peserta dinyatakan lulus uji kompetensi maka, peluang kerja bagi mereka yang lulus untuk diterima bekerja di instansi pemerintah maupun swasta akan semakin lebar.
Disamping menggratiskan biaya kursus, pemerintah juga memberikan fasilitas seragam dan makan siang gratis kepada semua peserta. Kabarnya, mereka juga akan diberikan uang transport tiga puluh lima ribu per hari selama pelatihan dan juga sertifikat. (Ggar)
0 Komentar