Sambelia, SK- Mahasiswa Universitas Gunung Rinjani (UGR) menggelar seminar pengembangan potensi desa berbasis lokal untuk mengedukasi masyarakat cara mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan promosi pariwisata pada, Senin (29/7/2019) di Kantor Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB.
Ketua penyelenggara sekaligus ketua kelompok KKN UGR, Desa Sambelia, Yudha Melia Sandi, saat membuka acara mengatakan, seminar ini digelar bertujuan untuk membina kelompok usaha tani Desa Sambelia, bagaimana mengembangkan UMKM yang ada dengan memanfaatkan produk pertanian lokal agar memiliki nilai ekonomi.
Bukan itu saja, Yuda bersama teman-temannya berinovasi turut mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Sambelia untuk dikembangkan supaya lebih produktif sehingga bisa menciptakan lapangan kerja bagi pemuda atau masyarakat sekitar.
Untuk membuktikan kesungguhannya, Yudha bersama mahasiswa lainnya menghadirkan Supiandi, SE pendiri Berugak Lombok sebagai pemateri yang kesehariannya eksis dalam usaha pengembangan UMKM di Lombok. Seminar itu dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan masyarakat Sambelia. Pemuda calon Doktor jebolan UGM ini sangat reaktif menjawab pertanyaan yang diajukan penanya, berikut solusi pemecahan masalahnya.
Dalam paparannya Supiandi menjelaskan, menurut data BPS terbaru, dari 162 juta penduduk Indonesia, sekitar 143 juta rakyat sudah terkoneksi dengan internet dalam mengembangkan usahanya.
"Penduduk Indonesia di era ini dalam mengembangkan bisnisnya ataupun berbelanja sudah banyak beralih ke digital, sebut saja belanja secara online," terangnya.
Namun berbelanja secara online tidak ada yang bisa menjamin keasliannya. Tidak sedikit pula masyarakat tertipu dengan media sosial. Peluang digital itu katanya banyak yang positif dan negatifnya, tergantung mereka yang mengendalikannya.
Ketua Badan Pengembangan Promosi Daerah (BPPD) Lombok Timur, Ahmad Roji, yang hadir sebagai pemateri pada seminar tersebut berjanji akan terus mendorong potensi pariwisata berkelanjutan di setiap wilayah. Misalnya membangun foto sport pada tempat yang bisa menarik pengunjung atau wisatawan.
Agar semua itu bisa terwujud maka pemdes diharap agar mensupport obyek wisata demi kemandirian pemuda. "Hanya industri pariwisata yang bisa mengganti industri lain di Lombok," katanya.
Dia meminta kepada pemerintah desa agar bisa merasionalisasikan potensi wisata lokal sebagai investasi kecil. Untuk meningkatkan potensi wisata lanjutnya, harus melibatkan kalangan akademisi.
Pada era kreatif seperti sekarang ini kita tidak bisa menyalahkan lingkungan. Kita harus bisa menata lingkungan dengan sebaik-baiknya, menyediakan destinasi seperti kolam renang, (berugak) tempat beristirahat melepas lelah bagi para wisatawan.
"Jangan memutus objek wisata itu tanpa perhitungan yang matang agar tidak menimbulkan kerugian bagi pengelola lebih-lebih bagi lingkungan," pesannya. (Ggar)
0 Komentar