Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Tak Ada Izin Menikah, Pemuda Sambelia Tewas Gantung Diri

Sambelia, SK- Warga masyarakat Sambelia dihebohkan dengan ditemukannya seorang pemuda bernama Zaenudin (20) tewas gantung diri di rumahnya, Dusun Labuhan Pandan Tengak, Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, pada (6/6/2019).

Kapolsek Sambelia Iptu. Zaenudin Basri melalui Brigadir, I Ketut Subudi saat dikomfirmasi di kantornya mengakui bahwa memang benar ada laporan yang diterima dari masyarakat mengatakan, ada seorang pemuda tewas gantung diri di Labuhan Pandan.

Sesaat kemudian bersama Wakapolsek Sambelia Ifda. Ahmad Yani serta Empat anggota lainnya langsung bergerak menuju TKP. Sampai disana katanya, ditemukan sudah banyak warga berkerumun ingin melihat langsung kondisi korban. Demikian pernyataan yang disampaikan Subudi di kantornya.

"Kami langsung bergerak setelah menerima laporan warga bersama Wakapolsek sekira pukul Tujuh pagi," terangnya.

Sampai di TKP, dibantu kadus Labuhan Pandan Tengak, Sadar, polisi langsung menurunkan korban yang tergantung di balkon rumahnya. Polisi memastikan korban meninggal murni gantung diri menggunakan selendang, karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh korban.

"Keluarga korban juga mengakui bahwa ini murni bunuh diri sehingga mereka tidak minta untuk di autopsi. Keluarga sudah ikhlas melepas kepergian anaknya," tambah Subudi

Sebelumnya, di tempat terpisah saat jurnalis mendatangi rumah duka, orang tua korban Radiah (32) menceritakan awal kejadian sehingga anaknya tewas gantung diri.

Dua hari sebelum puasa katanya, korban pernah minta izin ingin nikah bersama pacarnya dari Padak Guar. Mengingat keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan, niat korban di tolak oleh ibunya yang hanya bekerja serabutan bersama ayah tirinya Mahsan (35). Ibunya menawarkan setelah lebaran akan dinikahkan. Mereka juga harus menapkahi lima orang adiknya, dan satu orang umur lima tahun hasil perkawinan suaminya yang kedua.

Diceritakan Radiah, sekitar delapan tahun dia dengan suami pertamanya (Marsun) berpisah setelah hampir 15 tahun ditinggalkan pergi menjadi buruh migran ke Malaysia. Selama itu katanya, dia (Marsun- red) tidak pernah menafkahinya, sehingga dia kawin lagi dengan Mahsan delapan tahun lalu. Beruntung suami keduanya ini sangat baik. Kelima anak tirinya sudah dianggap anak kandungnya sendiri.

Setelah niat korban tidak bisa dipenuhi sang Ibu, korban jarang menyambangi  ibunya di Tibu Borok, Desa Padak Goar. Korban lebih nyaman tinggal bersama neneknya di Dusun Labuhan Pandan Tengak, Desa Labuhan Pandan.

Sehari setelah Lebaran, tidak disangka jika korban yang baru Enam bulan pulang dari Malaysia ini tewas gantung diri di rumahnya akibat asmara.

Bibik korban Safiah (35) yang tinggal bersamanya menceritakan, korban setiap malam tidak betah di rumah. Korban biasa pulang katanya, setiap jam 23.00 malam. Sekira jam Tujuh pagi dia membangunkan korban dengan mengetuk pintu kamarnya, namun tidak ada sahutan. Lantas dia intip dari kaca jendela terlihat korban sudah meninggal.

Safiah langsung teriak minta tolong kepada warga sekitar. Tidak berselang lama warga bersama Kadusnya datang mendobrak pintu kamar milik korban terlihat korban sudah terbujur kaku di tali gantungan. (Ggar)

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement