Suela,SK_Aku takut di lihat oleh orang banyak, aku takut tidak mau tau siapa aku.
Itu yang biasa saya rasakan saat saya menulis apa yang menjadi keluhan saya dan keluhan masyarakat.
Salah satunya yang menjadi penghambat tangan ini untuk menulis, saad orang yang membaca tulisan ku, aku merasa malu, malu salah, malu di tertawakan oleh banyak orang.
Biasanya saat praktik menulis ketika ada pelatihan jurnalistik, seperti yang di laksanakan hari sabtu tanggal 22/06/2019 yang di adakan oleh Komunitas Speaker Kampung bekerjasama dengan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara(PPMN), di Kebun Raya Lombok.
Komunitas Speaker kampung lebih mepokuskan tulisanya tentang kepentingan publik, seperti pelayanan administrasi kependudukan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.
Contohnya soal lambatnya proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), membuat Akta kelahiran di Dinas kependudukan sipil, sampah, atau putusnya anak bersekolah.
Saya mengutip kata ketua Speaker kampung yang bernama Eros, Eros selalu mengatakan, beritakan atau ceritakan lewat tulisan, apa yang menjadi keluhan masyarakat yang kita lihat, rasakan dan kita dengar ujarnya saad menjadi pemateri di acara pelatihan jurnalistik.
Ya kata merasakan, melihat dan di dengar itu yang menjadi motivasi saya untuk menjadi seorang jurnalis Warga. Saya juga mendengar kata tekun atau membiasakan diri untuk menulis apa jasa yang saya lihat harus di tulis, saya biasa mendengarkan kata itu kepada orang-orang terdekat saya.
Sekarang saya harus mempraktikkan apa yang sudah saya dapat kan di setiap pelatihan-pelatihan jurnalistik. Karena menjadi seorang Jurnalis Warga (JW) kita bisa membantu masyarakat untuk menyampaikan keluhan, kesulitan terhadap pelayanan pemerintah atau instansi lainya.
0 Komentar