Ketangga. SK_Desa Ketangga memiliki potensi dalam sektor pertanian dan perkebunan. Sebagian besar masyarakat Ketangga menggantungkan hidupnya pada pertanian. Kondisi ini dapat dilihat dari jumlah lahan yang memadai dan dilihat dari jumlah petani dan buruh tani yang memadai pula. Luas lahan sawah 354 ha, dan luas lahan ladang atau kebun 391 ha, sedangkan petani yang mengelola persawahan dan perkebunan berdasarkan data tahun 2009 sebanyak 2.162 orang, buruh tani 2.628 orang. Dari jumlah penduduk desa Ketangga maka yang memiliki lahan pertanian sebanyak 56%, sedangkan buruh tani sebanyak 24%.
Keberadaan lahan dan jumlah petani serta buruh tani mengalami persoalan yaitu pada tanah masyarakat yang tidak bersertifikat. Hal ini disebabkan karena biaya pembuatan sertifikat yang tinggi. Sumber (RPJMDES tahun 2011) Selain itu juga, terdapat 4 kelompok pertanian yaitu Pada Ngiring, Tetep Tenang, Tunas Bakti dan Geger Girang. Akan tetapi peran kelompok tani ini belum bisa memfasilitasi para petani,ini dapat dilihat Kurangnya penyuluhan pertanian belum memiliki keterampilan dalam membuat dan menerapkan pupuk organik.
Sebagian besar masyarakat sebagai buruh tani.
Dalam melakukan penanaman, pola tanam biasa mengikuti musim, pada musim hujan para petani menanam padi, jagung, tomat dan sayur-sayuran lainnya. Sedangkan pada musim panas petani menanam tembakau.
Dalam melakukan penanaman, pola tanam biasa mengikuti musim, pada musim hujan para petani menanam padi, jagung, tomat dan sayur-sayuran lainnya. Sedangkan pada musim panas petani menanam tembakau.
Pada tahun 2010 pernah terjadi gagal panen akibat hama yang mencapai sekitar 28 hektar lahan tanaman padi. Akibatnya petani mengalami kerugian yang signifikan karena hasil produksi menurun. Untuk pertanian tembakau, pada tahun ini hasil dari tanaman tembakau kurang bagus, penyebab utamanya karena seringnya turun hujan dan itu merupakan kendalanya pada tahun ini, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman tembakau kurang bagus dan bisa dipastikan mengalami penurunan hasil produksi tidak seperti tahun lalu dan bisa dikatakan mengalami gagal panen.
Sesuai fakta yang ada akan mempengaruhi kelompok tani, pada dasarnya keberadaan kelompok tani mestinya dihajatkan untuk menjadi wadah bagi petani untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi baik untuk meningkatkan produktifitas pertanian, dan perkebunan, hingga pengelolaan dan pengolahan hasil bumi, hingga saatnya dipasarkan. Adapun sampai saat ini yang masih menjadi hasil komoditi andalan desa Ketangga yaitu tembakau rajang.
Untuk penjualan hasil komoditas pertanian dilakukan di pasar maupun pada pengepul atau tengkulak.
0 Komentar