Lombok Timur. SK_ Cuk- cuk pe salah satu permainan khas masyarakat suku sasak.
Permaianan cuk- cuk pe juga disebut permainan jumpring. Permainan ini dimaikan
oleh empat orang atau lebih. Sebelum bermain, terlebih dahulu para pemain pong
pempang. Siapapun yang kalah dia menjadi nungkem.
Pemenang pertama pada saaat pom pempang berhak dijadikan
pemimpin permainan. Semua pemain menaruh tangan di atas punggung yang menjadi si
nungkem atau si kalah.
Pemimpin permainan mengambil sebuah benda yang dapat
digenggam, bias saja btu atau kayu. Benda tersebut mulai dikelilingkan
menyentuh tangan para pemain sembari menyayikan lagu permainan cuk- cuk pe.
“Cuk-cuk pe siq ginta lio lae
Kopang kolo jari samas dangkem labuaya
Laq dangkem jari beraya
Lilla iya aem, aem, aemmm”
Salah seorang pemain diberikan benda yang dipegang oleh
pemimpin permainan. Semua pemain menggenggam seolah mereka memegang benda yang
disembunyikan sembari mengulang - ulang Lilla iya aem, aem, aem.
Si nungkem atau seseorang yang membungkukan badannya kemudian
bangun menebak di mana benda tersebut digenggam. Jika si nungkem mampu menebak
siapa yang menggenggam benda maka si nungkem menang dan akan digantikan oleh si
penggenggam tadi.
Tapi jika si nungkem salah menebak dalam jangka 3 kali
berturut - turut dia diberikan sangsi. Sangsi tersebut dimulai dengan
membungkukkan kembali punggung si nungkem, kemudian para pemain mengelus
punggung si nungkem dengan merefleksikan aktivitas masyarakat seperti
menggiling padi secara tradisional, tujak, tempik dan ede.
Permainan ini memiliki filosopi dalam kehidupan. Seseorang
yang menjadi si nungkem dapat di sebut seorang yang diberi tugas menyelidiki,
menyidik serta membongkar kasusu kejahatan baik, mencuri, penyalahgunaan anggaran atau korupsi serta
kejahatan lainya yang merugikan bangsa itu sendiri. (Eos)
0 Komentar