Salah satu petani di Dusun Dasan Tinggi, Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur NTB, Rofii, mengatakan, tongkol jagung mudah patah akibat tingginya kadar air. Tingginya kadar air ini disebabkan pengeringan yang tidak maksimal
karena hujan berlangsung hampir tiap hari.
Saat jagung dipanen batang pohonya rapuh dan tongko jagung mulai rapuh
akibat kurang mendapatkan cahaya matahari karena di sini hujan terjadi
hampir setiap hari. "Akibatnya, tongkol jagung banyak yang rapuh dan
berjamur," ujar Rofii, jumat(1/5/2015).
Dampak lainnya, imbuh Firjan, harga jual jagung kering miliknya pun turun berkisar Rp240.000/ kwintalnya dan tongkol kisaran 130/kwntal.
Kondisi tersebut membuat panen jagung kali ini tidak memberikan keuntungan bagi Rofii. Selain harga obat-obatan dan pupuk masa penanaman dan pemeliharaan sangat tinggi, namun harga saat panen sangat rendah.
"biaya yang di keluarkan untuk membeli bibit, obat obatan, pupuk, sejak musim penanaman dan lain-lainnya tidak sebanding dengan hasil panen. Bahkan kalau dibanding pada tahun yang lalu jauh lebih menguntungkan," ungkap Rofi'i. (KESA FM)
Dampak lainnya, imbuh Firjan, harga jual jagung kering miliknya pun turun berkisar Rp240.000/ kwintalnya dan tongkol kisaran 130/kwntal.
Kondisi tersebut membuat panen jagung kali ini tidak memberikan keuntungan bagi Rofii. Selain harga obat-obatan dan pupuk masa penanaman dan pemeliharaan sangat tinggi, namun harga saat panen sangat rendah.
"biaya yang di keluarkan untuk membeli bibit, obat obatan, pupuk, sejak musim penanaman dan lain-lainnya tidak sebanding dengan hasil panen. Bahkan kalau dibanding pada tahun yang lalu jauh lebih menguntungkan," ungkap Rofi'i. (KESA FM)
0 Komentar