Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Warga Perigi Tolak Tambang Galian C




Perigi. SK_ Sejumlah warga Dusun Aibeta, Desa Perigi, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, mengeluhkan adanya operasi galian C di desanya. Sebab keberadaan galian batu yang berada kawasan tersebut dinilai mengganggu kenyamanan warga.

Masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi galian kini mulai resah atas adanya aktivitas itu. Rosdiant Yonk's salah seorang  pemuda setempat mengutarakan hal itu, kemarin 29/3/2015. Meski telah berusaha melakukan penolakan lewat pemerintah desa, namun sampai saat ini galian masih tetap beroperasi.

 “Masyarakat kecewa karena
pada saat musyawarah dengan pihak desa, sudah sepakat menolak dengan memblokade jalan penghubung dusun Aibeta dengan Desa sebagai simbol  penolakan masyarakat. Namun kenyataannya hingga saat hari ini tetap beroperasi,” Cetus Rosdianto.

Ia melanjutkan, sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda di desanya sepakat untuk menolak operasi tambang galian C yang dinilainya dekat dengan pemukiman penduduk. Sebab mereka beranggapan, masyarakat akan mengalami kerugian dari beroperasinya galian. Baik hilangnya sumber air, mengeringnya aliran air dari Kali Kokok Aibeta, dampak longsor dan kekhawatiran lainnya.

“Masyarakat di sekitar lokasi galian sudah lama mempersoalkan keberadaan penggalian pasir di sana. Namun warga takut dan tidak berani. Sudah berusaha mengadu ke para pihak terkait, tapi sampai sekarang masih tetap beroperasi,” kata Rosdianto.

Sementara itu, aktivis lingkungan Hajad Guna Roasmadi, S.H, menyampaikan, keberadaan perusahaan galian pasir di sana selama ini tidak menguntungkan masyarakat sekitar. Ia juga menyebutkan, penolakan warga sebetulnya sudah dilakukan dibeberapa tempat aktivitas galian C khususnya di kecamtan Suela.

 “Di beberapa hasil kajian kami, pengkerukan sumber-sumber kehidupan akan berdampak hilangnya sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat setempat, mulai dari hilangnya mata air dan jelas akan berdampak pada menurunya hasil pertanian karena kondisi air yang semakin kotor dan mengering, selain itu rusaknya infrastruktur berupa jalan yang dilalui oleh kendaraan alat berat" Ujar Hajad guna Aktivis ANDUALA NTB.

Hajad Guna R  menambahkan, mereka meminta pemerintah melindungi lingkungan yang dinilai semakin rusak dengan kehadiran tambang galian C di kawasan tersebut. Dirinya menyanyangkan ketidak tegasan pemerintah. Padahal sebelumnya pejabat pemerintah menyatakan tidak akan dibuka lokasi galian baru.
 “Pemerintah mestinya mengambil ketegasan demi masyarakatnya, kalau kemudian ada masyarakt merasa tidak nyaman dengan aktivitas penambangan maka peran pemerintah desa kemudian mengambil peran dalam menengahi kondisi ini,” ungkapnya. (Elmy)

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement