Sosialisasi program Kemitraan Kehutanan berlangsung cukup hikmat dan antusias, disela-sela sambutannya, Sahrudin
(Pemdes) mengungkapkan “kami dari pemerintah desa mendukung penuh program pengelolaan hutan melalui skema Kemitraan Kehutaanan dan saya himbau agar seluruh lapisan masyarakat juga ikut mendukung dan terlibat aktif dalam mewujudkan hajatan besar program ini”. ujarnya.
Kondisi Hutan Lindung seluas 300 Ha yang berlokasi di administrative
Desa Mekarsari saat ini cukup rusak, ini dapat dilihat dari tingginya
penebangan pohon secara illegal, pembukaan lahan hutan menjadi lahan
pertanian, ganti rugi lahan hutan dan masih ada yang lainnya.
"Kondisi ini dapat kita lihat diwilayah hutan adminstratif Desa Mekar sari banyak hutan yang rusak" tutur Amin saat menyampaikan pengantar 12/3/2015.
Sementara menurut Dwi Sudarsono (Direktur Samanta Foundation) mengatakan “Kerusakan kawasan hutan, selain factor kesadaran masyarakat juga disebabkan oleh factor lanjunya angka pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan ketersediaan sumber daya (sawah, kebun dan lapangan pekerjaan) sebagai sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat” tegasnya.
Melihat kondisi tersebut, penting adanya tata kelola hutan yang baik, adil dan berkelanjutan, Hal tersebut disampaiakan Mansyur salah seorang yang aktif di Organisasi Gema Alam NTB mengatakan "Nah dari persoalan ini kemudian kami bersama Gema Alam NTB, Samanta Foundation dan KPHL RT berinisiatif agar hutan seluas 300 ha dikelola menggunakan Skema Kemitraan Kehutanan (Permenhut no.39 tahun 2013)" imbuhnya..
Sosialisai program yang kami lakukan ini merupakan langkah awal kegiatan Kemitraan Kehutanan dan bertujuan agar Pemerintah Desa dan Petani Hutan memiliki pemahaman tekait Kemitraan Kehutanan dan mengetahui kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mewujudkan Kemitraan Kehutanan.
Dipenghujung acara, Mansyur (Gema Alam NTB) menggiring peserta untuk memikirkan penyusunan rencana tindaklanjut (RTL) yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Adapun RTL yang dihasilkan adalah terbentuknya Tim Kecil, terdiri dari KPHL RT, Mustaan (FDH), Paozi (PAMHUT), Ujib (GAPOKTAN), 9 orang dari ketua kelompok, Andi (ToMas), Pemdes, 3 orang kadus (Dusun Tumpang Sari, Lekong Pulut dan Belumbang Induk) dan Gema Alam NTB.
“Tim Kecil yang sudah terbentuk tersebut bertugas untuk menyusun Draf Awig-awiq dan menyusun program kerja kemitraan”, ucap Mansyur dalam penutupan acara sosialisasi program Kemitraan Kehutanan.
(L. Khaerul)
"Kondisi ini dapat kita lihat diwilayah hutan adminstratif Desa Mekar sari banyak hutan yang rusak" tutur Amin saat menyampaikan pengantar 12/3/2015.
Sementara menurut Dwi Sudarsono (Direktur Samanta Foundation) mengatakan “Kerusakan kawasan hutan, selain factor kesadaran masyarakat juga disebabkan oleh factor lanjunya angka pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan ketersediaan sumber daya (sawah, kebun dan lapangan pekerjaan) sebagai sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat” tegasnya.
Melihat kondisi tersebut, penting adanya tata kelola hutan yang baik, adil dan berkelanjutan, Hal tersebut disampaiakan Mansyur salah seorang yang aktif di Organisasi Gema Alam NTB mengatakan "Nah dari persoalan ini kemudian kami bersama Gema Alam NTB, Samanta Foundation dan KPHL RT berinisiatif agar hutan seluas 300 ha dikelola menggunakan Skema Kemitraan Kehutanan (Permenhut no.39 tahun 2013)" imbuhnya..
Sosialisai program yang kami lakukan ini merupakan langkah awal kegiatan Kemitraan Kehutanan dan bertujuan agar Pemerintah Desa dan Petani Hutan memiliki pemahaman tekait Kemitraan Kehutanan dan mengetahui kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mewujudkan Kemitraan Kehutanan.
Dipenghujung acara, Mansyur (Gema Alam NTB) menggiring peserta untuk memikirkan penyusunan rencana tindaklanjut (RTL) yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Adapun RTL yang dihasilkan adalah terbentuknya Tim Kecil, terdiri dari KPHL RT, Mustaan (FDH), Paozi (PAMHUT), Ujib (GAPOKTAN), 9 orang dari ketua kelompok, Andi (ToMas), Pemdes, 3 orang kadus (Dusun Tumpang Sari, Lekong Pulut dan Belumbang Induk) dan Gema Alam NTB.
“Tim Kecil yang sudah terbentuk tersebut bertugas untuk menyusun Draf Awig-awiq dan menyusun program kerja kemitraan”, ucap Mansyur dalam penutupan acara sosialisasi program Kemitraan Kehutanan.
(L. Khaerul)
0 Komentar