Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Adat Istiadat Masih Dipegang Masyarakat Ketangga

Ketangga. SK_Adat istiadat yang pernah ada dan dipegang teguh oleh masyarakat Ketangga di antaranya besiru, jimpitan, banjar, langar, selametan aiq, ngayu-ayu, sawinih, lumbung, bebangar, sorong serah, nyelabar, nyongkolan, begawe dan roah, ngebangin bale,besembeq, dan lain-lain.

Saat ini, beberapa di antaranya telah hilang seperti jimpitan, lumbung, dan beberapa lainnya terutama yang bernuansa sosial. Kebiasaan yang tersisa saat ini adalah yang bersifat hedonistis seperti nyongkolan, bahkan kini mengalami modifikasi yang kian dahsyat dalam suasana kesenangan.


Namun ada pula beberapa di antaranya yang masih tetap dipertahankan eksistensinya yaitu langar, selametan aiq, sawinih (sudah banyak digantikan dengan uang), bebangar (mulai jarang), sorong serah, nyelabar, nyongkolan, begawe/roah, ngebangin bale,pelayaran, besembeq (hanya di kalangan tertentu),besesiru,ngayu – ayu dan nyelamet tanaman.

Pada sektor kebudayaan, desa Ketangga pernah eksis dalam system kesatuan wilayah budaya yang kini meninggalkan situs-situs penting seperti Mesjid Kuno (Pusaka), Al-Qur’an, Gong, Sabuk Pusaka berkaitan erat dengan keberadaan masjid pusaka, pada sabuk tersebut terdapat tulisan dalam bahasa Arab dan Jawa Kuno. Paling ujung sabuk pusaka tertulis Kamis, 14 Muharram dalam tulisan Jawa Kuno yang digunakan pada masa lalu.

Saat ini, situs-situs tersebut tinggallah lambang. Perikehidupan masyarakat yang ada di sekitar situs-situs tersebut tidak lagi melambangkan apa yang pernah ada di masa lalu. Ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi seiring perkembangan zaman telah meninggalkan nilai-nilai yang pernah diajarkan oleh leluhur, meski tidak berlaku pada semua asfek kehidupan masyarakat di desa Ketangga. Dalam hal sosial, budaya gotong royong masih tetap dipertahankan hingga kini.

Dalam hal pengelolaan sumber daya alam yang masih dipertahankan eksistensinya sampai saat ini yaitu selametan aik, dan nyelamet tanaman dan juga dilakukan secara bersama-sama dengan pekasih dan para penyakap.

Disamping itu juga, sebelum melakukan mulut beleq, (maulid desa) tanggal 12 rabiul awal, masyarakat tidak boleh menggarap sawah, melakukan prosesi perkawinan dan membangun infrastruktur.

Dari semua bentuk keistimewaan adat istiadat ini kemudian penting untuk membangun konsep dalam upaya pelestarian dan mempertahankan kebudayaan yang ada.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement