Lotim, SK -
Masjid Pusaka Kerajaan Selaparang yang berdiri kokoh di desa Ketangga
Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur ini ternyata menyimpan misteri.
Didalam masjid, tepatnya didepan mimbar terdapat sebuah batu yang kini
ditutup dengan kaca. Konon batu tersebut berasal dari negeri Bagdad
(Irak).
Ketika
penulis berkunjung puluhan tahun lalu, Masjid Pusaka Kerajaan
Selaparang ini kelihatan cukup angker, karena selain beratap daun
rumbia, juga didalamnya terpasang kain putih untuk menutupi batu dari
Bagdad tersebut. Demikian juga dengan tembok kelilingnya dibuat dari
tanah liat.
Namun karena tidak mampu menampung
jama'ah yang beribadah setiap waktu, masjid inipun direnovasi dengan
tidak mengubah bentuk dari induk masjid Pusaka. Masjid yang berdiri
didekat sebuah sungai berbatu melase ini, belum diketahui siapa dan pada
tahun berapa didirikan, karena belum ditemukan bukti tertulis.
Sementara didepan masjid Pusaka terdapat
sebuah bangunan yang berukuran sekitar 5 x 7 meter persegi, yang oleh
masyarakat sekitar menyebutnya "gedeng" yaitu sebuah tempat menyimpan
benda-benda pusaka kerajaan Selaparang. Didalam gedeng tersebut
tersimpan sebuah Al-Qur'an bertulis tangan, keris dan perisai yang
terbuat dari kulit.
Selain itu terdapat juga sebuah sabuk
yang bertuliskan sejarah manusia sejak lahir hingga masuk ke alam
akhirat. Dan sebagian masyarakat menyebutnya sabuk tersebut adalah sabuk
"muter jagad" atau sabuk yang mampu mengelilingi dunia karena
panjangnya. Wallahu A'lam.
Tidak jauh dari tempat ini atau sekitar 6
km, terdapat sebuah makam raja yang terkenal di Pulau Lombok, yaitu
makam Raja Selaparang, sebuah kerajaan yang muncul pada dua periode
yakni pada abad ke-13 dan abad ke-16.
Seperti disebutkan dalam sejarah Lombok,
bahwa Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan
kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit
pada tahun 1357. Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam. Dalam
sejarah, Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di
darat maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda
yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi.
Namun demikian, Kerajaan Selaparang
harus merelakan salah satu wilayahnya dikuasai Belanda, yakni Pulau
Sumbawa, karena lebih dahulu direbut sebelum terjadinya peperangan laut.
Di samping itu, laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan yang
dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat. Selaparang
pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan
Gelgel, yakni sekitar
tahun 1616 dan 1624 Masehi, akan tetapi
kedua-duanya dapat ditumpas habis, dan tentara Gelgel dapat ditawan
dalam jumlah yang cukup besar pula. Sementara makamnya setiap hari ramai
dikunjungi para penziarah.
Kini masjid Pusaka dan makam Selaparang
dijadikan sebagai cagar budaya. Dan bila pengunjung ingin menikmati
pesona alam dan kolam yang memiliki air yang cukup jernih, tidak jauh
dari Desa Ketangga kita temukan pemandian “Lemor” Desa Suela.
Karena pemandian Lemor terletak pada
ketinggian 700 meter dari permukaan laut, sehingga wilayah ini termasuk
anak tangga pendakian ke Rinjani. Selamat Menikmati Wisata Budaya dan
Alam di Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur.
0 Komentar